Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Sense Of A Flower

Aku mencium bau bunga, Darimana itu berasal? Tidak ada bunga di sini, Hanya ada kamu. Aku merasa baik. Hatiku damai. Terus menatapku seperti itu. Sepertiku, aku ingin melihatmu tersenyum. Meskipun aku belum tersenyum. Belum. Kumohon ajari aku, Aku ingin mempelajarinya Kamu tidak bisa belajar cinta dari buku-buku Kumohon bantu aku, karena orang itu adalah kamu. Aku ingin kamu tahu cinta. Apakah ada sesuatu yang lain.. Aku bisa lakukan untukmu. Aku ingin tahu, Katakan padaku.

Toko Buku

Kita pernah bertemu. Di sebuah toko buku. Berbincang seperti sudah saling mengenal jauh. Kemudian menarik senyum satu persatu. Aku perhatikan bentuk wajahmu diantara sela-sela buku. Mengintip malu-malu. Wajah yang merah seperti tertangkap basah. Mata yang ramah juga teduh mengajak aku bicara tanpa kata. Rambutnya sedikit panjang. Alis tebal. Hidung mancung dan bibir kecil tipis yang terlihat bawel. Tidak tampan. Tapi senyummu manis. Apa ini terlihat keterlaluan? mengingat seorang dirimu begitu jauh. Salah siapa yang menegur seorang tak dikenal di toko buku. Mengajak diskusi asal dengan modal "sendirian?" Mungkin salahku, menjawab pertanyaan asing terlalu cepat. Tapi ini kesalahanmu karena mengikuti langkah kakiku. Apa aku terlalu percaya diri untuk bilang kamu menyengaja. atau alasan karena datangmu juga sendirian. Jadi merasa sependerita dan sepenanggungan. Ini hanya sekali. Seperti ada sesuatu saat di toko buku. Berjalan seperti sepasang sepatu sambil bercengkrama. T

are you?

dan pada akhirnya kita berteman kembali. Berteman di dunia tanpa batas. Kadang saya tidak bisa hindari perasaan-perasaan lama yang pernah kita buat sendiri, saya mungkin terlalu malu-malu mengakuinya. Maklum saja jika menyangkut harga diri. Sebenarnya tak perlu di tanya kenapa ketika sebuah hubungan intens yang dilakukan dua orang tiba-tiba harus merenggang, ada banyak hal yang berubah diantara keduanya. Kadang lingkungannya juga berubah. Yah... meskipun jatuh cinta itu sudah biasa, tapi ketika perasaan cinta sudah tak terakui oleh keduanya pasti sakit rasanya. Tapi saya tidak lupa bahwa cinta adalah harga diri yang harus di usung tinggi. Meski kadang perasaan sakit harus dipendam sendiri, apalagi cuma cemburu yang menguras hati. Tak perlu kan saya mengucap maaf untuk sesuatu yang bukan kesalahan. Beberapa waktu lalu saya sudah bulatkan tekad. Menatap masa depan dengan mantap sambil menggenggam cita-cita yang tak muat adalah tujuan. Membiarkan hati ini kosong dulu lalu menganggap

Rambut Panjang

Kita adalah rambut panjang dikepala manusia. Terurai beramai ramai dari atas kebawah. Menunggu tumbuh dari yang tidak ada menjadi sepanjang yang kamu suka. Pilihannya terserah.... Ingin pendek, sebahu, atau panjang sepunggung. Masalah panjangnya tergantung dari yang punya kepala. Tapi jangan sampai lupa, keputusan paling utama adalah pencukur. Kita adalah rambut manusia. Dijaga dan dilindungi terserah oleh yang memiliki. Menjadi lembut dan  jatuh bukan urusan pencukur atau penjaga salon tapi kemampuan uang yang bicara. Kita adalah rambut panjang. Pembeda dari wanita dan pria yang sebaya. Menjaga rambut seperti kehidupan. Dibiarkan salah tapi dipangkas malah melanggar syariah. Menjaga rambut seperti menjaga perawan. Diikat menjadi rusak perlahan tapi di gerai malah menggangu penglilhatan.