Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Tentang Mencari dan Dicari

"Neng, kenapa chat aa nggak dibales? Aa beneran neng punya perasaan sama eneng, pengen lebih serius, pengen lebih jauh sampe ke jenjang pernikahan gitu. Kok pas Aa kasih tau niat baik A neng malah ngejauh?" Aku cuma liatin aja pesan linenya, nggak berani buka sampe sekarang. Terus chat-chat berikutnya masuk, isinya permintaan maaf, ungkapan perasaan lain dan maksud-maksud lain lain lain lain. Kadang ya, suka bingung sama diri sendiri. Soalnya nggak tau maunya apa. Aku bukan orang yang sering punya pacar dan hubungan istimewa sama lawan jenis. Nggak banyak deket apalagi hubungan baper-baperan. Jadi, nggak bener-bener tau, ini disepikin doang apa niat beneran sih. Haha kantrok ya. Kayak gini bukan karena tanpa alesan, aku sadar banget semua yang kita lakukan selalu ada alasan. Ya nggak? Belakangan emang aku kehilangan kepercayaan sama lalaki. Lucu ya. Soalnya terakhir yang singgah nggak bener-bener sungguh. Sedih sih, tapi mau gimana lagi. Sakit pisan rasanya euy, dan be

Dia Yang Aku Panggil Ibu

Wajah ibu merah, kemudian senyum ramah khasnya berubah menjadi air mata. Aku belum tau, tangisan apa gerangan itu. Bahagiakah ia atau malah kesedihan yang teramat dalam? Kalau boleh aku cerita . . . Ibuku perempuan kuat, di depanku. Dia juga perempuan hebat, di depanku. Tak pernah menangis, tak pernah mengeluh, selalu tersenyum, di depanku. Kali ini pertama kalinya aku merasa asing pada ibu. Aku tidak mengenalnya. Kali ini pertama kali aku mau berkenalan dengan dirinya yang lain untuk bisa melihat perasaannya yang tidak ditunjukkan di depanku.