Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

AR

mengapa hidup begitu penuh dengan harapan. kata-kata yang sering terucap oleh mereka begitu meyakinkan. rasanya begitu membuat dada ini kembang-kempis. menunggu bahagia yang banjir akibat  waktu. bagaimana nasip seorang pemuda ini? berkali-kali mengulang kejadian yang sama di waktu yang tak jauh beda.  adakalanya aku tak mengerti cara-cara Tuhan memegang hidupnya yang begitu rumit. beberapa kali harapan itu didepan mata tapi di tatapan yang sama dia mengubahnya. seberapa banyak Kamu mencintainya Tuhan? kenapa senyum itu tak pernah sempat ditariknya. padahal kabar-kabar bahagia telah diterima dunia.  jika benar ada pilihan dalam hidupnya, berikanlah yang terbaik untuknya. jika masih belum juga, aku mohon tabahkanlah hatinya, teguhkanlah imannya, tetapkanlah pandangannya hanya kepadaMu. sore ini aku pulang setelah beraktifitas seharian. wajahku pucat pasi menahan lelah. meski tanpa cermin.  harusnya seperti biasa.  minum teh atau sejenisnya lalu duduk menonton tv kemudian berce

Terlalu Pagi

malam sudah lewat. tapi kebanyakan enggan menyebutnya pagi. wajah ini masih mengahadap ke arah kiblat dengan memangku sebuah benda mati bercahaya menarikan jari yang sedari pagi giat bekerja naik turun, kekanan kekiri, keatas kebawah membulatkan huruf-huruf yang ingin menjadi kata sayang tarian jari tak memperlancar peredaran darah tapi aku suka kadang sesuatu yang melubangi hati susah untuk di ungkapkan rangkaian kata yang sebenarnya ingin di ucapkan seolah membisu di rantai besi tapi aku juga sulit menuliskannya aku masih heran, sejauh ini dunia belum mengerti atau aku yang harus mengikutinya? jari ini telungkup. berhenti. kemudian terangkat sesekali untuk menekan salah satunya namun yang terjadi adalah kembali telungkup. apa yang salah? apa barisan-barisan kata sebelumnya harus dibalas? atau sengaja kudiamkan dan berpura-pura tidak tau. kedua tangan akhirnya beranjak. tapi sayang bukan untuk menuliskan kalimat keduanya menutup mata dan telinga. tak mau mende

Selamat Ulang Tahun

"....aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dasyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal...." pagi itu sudah ribuan detik aku lewati. jalanan luas yang lenggang aku tentang. entah sudah berapa banyak gelap yang aku diami tapi aku masih bimbang menunggu dunia ini mengerti. siang hari aku ditemani matahari yang tertawa. meski aku punya miliaran langkah untuk mengartikan jarak kita tapi aku hanya memiliki satu cara untuk bicara. malam hari matahari mulai berangkat pulang. tapi sinarnya belum hilang menunggu diajak. aku mohon tahanlah waktu. ada kata selamat ulang tahun yang harus tiba tepat pada waktunya untuk dia yang menanti. tengah malamnya sudah lewat. meski tiada kejutan menanti aku hanya terlunta tak bisa bicara

DENGANMU SAHABATKU

Berjalan di atas warna pelangi Tertawa melintasi matahari Candamu kau berikan selalu kau curahkan Cerita manismu padaku seorang Teringat kembali kisah yang lalu kala sahabat menjadi bungaku dan janji ini berpaut janji kita menyambut setia bersama terasa bahagia Indah yang pernah kurasakan dulu kini lepas menjadi masa yang lalu Ingin rasakan kembali hadirmu didalam hatiku mengisi kisahku Denganmu sahabatku Harusnya tak terucap kata itu Kala dirimu meminta hatiku Menjadi kekasihmu memiliki cintamu Sesali hari itu ingin ku putar waktu Indah yang pernah kurasakan dulu kini lepas menjadi masa yang lalu Ingin rasakan kembali hadirmu didalam hatiku mengisi kisahku Denganmu Sahabatku Namun hatiku kan selalu merasa Sahabat tercinta yang dulu tercipta kan hadir selamanya.....