Langsung ke konten utama

Selamat Ulang Tahun

"....aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dasyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal...."


pagi itu sudah ribuan detik aku lewati. jalanan luas yang lenggang aku tentang. entah sudah berapa banyak gelap yang aku diami tapi aku masih bimbang menunggu dunia ini mengerti.
siang hari aku ditemani matahari yang tertawa. meski aku punya miliaran langkah untuk mengartikan jarak kita tapi aku hanya memiliki satu cara untuk bicara.
malam hari matahari mulai berangkat pulang. tapi sinarnya belum hilang menunggu diajak.
aku mohon tahanlah waktu. ada kata selamat ulang tahun yang harus tiba tepat pada waktunya untuk dia yang menanti.
tengah malamnya sudah lewat. meski tiada kejutan menanti aku hanya terlunta tak bisa bicara.
jangan beranjak wahai waktu. ada selamat ulang tahun yang harus tiba tepat pada waktunya untuk dia yang masih ada menantiku.
mundurlah wahai waktu. ada selamat ulang tahun yang tertahan di ucapkan yang harus tiba tepat pada waktunya dan rasa cinta yang selalu membara untuk dia yang terjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyukai Pagi

Bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiiring embun menggelanyut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi, malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan dan helaan nafas tertahan. Masalah ini bukan soal waktu, justru waktu akan mengkhianati semuanya. Semakin lama akan semakin sakit. Aku tidak tahu cerita selanjutnya. Tetapi sejak hari itu, malam-malam terasa lebih panjang oleh helaan nafas tertahan. Gerakan tubuh resah. Mimpi-mimpi buruk. Terbangun berkali-kali di tengah malam. Mencari pegangan di gelapnya kamar. Mendekap sesuatu. Tertunduk. Seolah-olah melihatnya, tapi ia sungguh tidak ada di sekitar. Seolah-olah mendengarnya, tapi ia sunggu

ALIHKAN

Damai di dalam jiwa yang sering kita rasa dan perasaan terlena yang sering kita ungkap itu tak lagi ada. Mungkin dimakan oleh kayu-kayu harapan yang pernah kamu buat, atau mungkin sudah habis dimakan rayap-rayap yang kelaparan karena rumah itu tak pernah jadi. Beberapa hari ini aku selalu bertanya pada Tuhan yang aku tahu meskipun aku tak bertanya padanya Dia selalu menjawab semuanya. Apa yang aku pertanyakan adalah kenyataan. . . Logika yang sudah begitu lama kau puja.

Cinta Bersemi Bagiku

Yang sesungguhnya terjadi, cinta bersemi bagiku di saat aku belajar mencintai diriku sendiri. Mungkin terdengar aneh, tapi itu benar. Seingatku, aku adalah si tukang bikin senang orang lain, selalu mengerjakan dan menjadi apa yang diharapkan oleh orang lain. Jangan bicara keras-keras, jangan suarakan opinimu, duduk tegak, senyum. Hingga sampailah di titik saat hanya senyumku itu, senyum yang menjadi merek dagangku, yang menjadi satu-satunya kepunyaanku. Aku seperti bersembunyi di belakang senyumanku. Dengan cepat aku berubah dan tumbuh menjadi sesosok pribadi. Aku pasti khawatir orang-orang tidak menyukai berseminya bunga dalam diriku yang akan membentuk kepribadianku. Jadi, aku mundur dari pergaulan. Kesepian, kerinduan, kesedihan yang kurasakan waktu itu masih terasa menyengat sampai kini. Aku sangat mendamba kehadiran seseorang yang bisa merasakan betapa besar penderitaanku, tapi kenyataanya tak ada siapa-siapa. Aku ingin tangisku didengar, tapi semua orang terlalu terserap dalam