Langsung ke konten utama

Terlalu Pagi

malam sudah lewat.
tapi kebanyakan enggan menyebutnya pagi.

wajah ini masih mengahadap ke arah kiblat dengan memangku sebuah benda mati bercahaya
menarikan jari yang sedari pagi giat bekerja
naik turun, kekanan kekiri, keatas kebawah membulatkan huruf-huruf yang ingin menjadi kata
sayang tarian jari tak memperlancar peredaran darah
tapi aku suka

kadang sesuatu yang melubangi hati susah untuk di ungkapkan
rangkaian kata yang sebenarnya ingin di ucapkan seolah membisu di rantai besi
tapi aku juga sulit menuliskannya
aku masih heran, sejauh ini dunia belum mengerti
atau aku yang harus mengikutinya?

jari ini telungkup.
berhenti.
kemudian terangkat sesekali untuk menekan salah satunya
namun yang terjadi adalah kembali telungkup.
apa yang salah?
apa barisan-barisan kata sebelumnya harus dibalas?
atau sengaja kudiamkan dan berpura-pura tidak tau.

kedua tangan akhirnya beranjak. tapi sayang bukan untuk menuliskan kalimat
keduanya menutup mata dan telinga.
tak mau mendengar dan tak mau membacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURHAT #1

Lagi dilanda rindu nih. Biasanya tiap pagi ada yang matiin alarm, nyuciin baju dan sprei, adanya bangunin buat berangkat kerja, ada temen beli jajan ke warung emak isal, ada temen ke Indomaret, ATM dan toko pakan kucing langganan. Sekarang Aku apa-apa sendiri. Udah hampir sebulan teman tidur alias adikku tertjinta mesti merantau ke Malang-Jawa Timur demi menggapai cita-cita. Dari awal kelas 12, sebenernya gue yang paling semangat sih untuk ngarahin sebenernya passion Ade Nur ke mana. Dia banyak konsultasi sampe belajar tes dan lain-lain yang dibutuhkan. Sampai akhirnya ikutan tes masuk PTN, kayak SNMPTN, SBMPTN, UM Undip dan SIMAK UI. Dan terterimalah di UNBRAW, dengan jurusan favoritnya yaitu Antropologi. Alhamdulillah. Seneng dengernya, semangat juga ngurusin ina ini, ita itu yang diperluin. Sampe anter pindahan dan ospek juga. Tapi pas pulang, gue mewek. Yha, gimana nggak sedih, ya. Selain jadi Adik, Ade Nur mungkin bisa dibilang teman baik, teman curhat terpecaya untuk hal-h

ALIHKAN

Damai di dalam jiwa yang sering kita rasa dan perasaan terlena yang sering kita ungkap itu tak lagi ada. Mungkin dimakan oleh kayu-kayu harapan yang pernah kamu buat, atau mungkin sudah habis dimakan rayap-rayap yang kelaparan karena rumah itu tak pernah jadi. Beberapa hari ini aku selalu bertanya pada Tuhan yang aku tahu meskipun aku tak bertanya padanya Dia selalu menjawab semuanya. Apa yang aku pertanyakan adalah kenyataan. . . Logika yang sudah begitu lama kau puja.