Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

#Aku26

Akhirnya tiba di #Aku26, begini kira-kira kalo dibreakdown ya report aku: 1. Hidup Usia berjalan kadang tidak sesuai dengan rencana. Tapi kita harus bahagia, karena hidup selalu punya plotwist yang harus dinikmati. 2. Pertemanan Di #Aku26, pertemanan mulai naik kelas. Ikatan yang bertahan adalah yang mampu menembus batas. 3. Pencapaian Perlahan diri sadar, sukses datang dari hal-hal sederhana. Semisal tetep menyeimbangkan kesibukan pekerjaan dan waktu bersama orang tua. 4. Gaya hidup Percaya atau nggak masuk #Aku26, menabung adalah prioritas. Masa Hedon sudah tenggelam. Uang berarti amunisi, dipakai saat dibutuhkan. 5. Belajar Akhirnya aku mutlak memercayai hidup adalah tentang belajar. Belajar untuk selalu berusaha lebih baik daripada nggak ngelakuin apa-apa. 6. Cinta Hubungan berjalan, cinta selesai, keputusan diambil. Usia ini bilang; semenyakitkan apapun rasanya hati, di #Aku26 kamu mengerti bahwa hidup hanya harus dijalani. Beeuh 7. Menikah Memutuskan menikah dan hi

Tentang Mencari dan Dicari

"Neng, kenapa chat aa nggak dibales? Aa beneran neng punya perasaan sama eneng, pengen lebih serius, pengen lebih jauh sampe ke jenjang pernikahan gitu. Kok pas Aa kasih tau niat baik A neng malah ngejauh?" Aku cuma liatin aja pesan linenya, nggak berani buka sampe sekarang. Terus chat-chat berikutnya masuk, isinya permintaan maaf, ungkapan perasaan lain dan maksud-maksud lain lain lain lain. Kadang ya, suka bingung sama diri sendiri. Soalnya nggak tau maunya apa. Aku bukan orang yang sering punya pacar dan hubungan istimewa sama lawan jenis. Nggak banyak deket apalagi hubungan baper-baperan. Jadi, nggak bener-bener tau, ini disepikin doang apa niat beneran sih. Haha kantrok ya. Kayak gini bukan karena tanpa alesan, aku sadar banget semua yang kita lakukan selalu ada alasan. Ya nggak? Belakangan emang aku kehilangan kepercayaan sama lalaki. Lucu ya. Soalnya terakhir yang singgah nggak bener-bener sungguh. Sedih sih, tapi mau gimana lagi. Sakit pisan rasanya euy, dan be

Dia Yang Aku Panggil Ibu

Wajah ibu merah, kemudian senyum ramah khasnya berubah menjadi air mata. Aku belum tau, tangisan apa gerangan itu. Bahagiakah ia atau malah kesedihan yang teramat dalam? Kalau boleh aku cerita . . . Ibuku perempuan kuat, di depanku. Dia juga perempuan hebat, di depanku. Tak pernah menangis, tak pernah mengeluh, selalu tersenyum, di depanku. Kali ini pertama kalinya aku merasa asing pada ibu. Aku tidak mengenalnya. Kali ini pertama kali aku mau berkenalan dengan dirinya yang lain untuk bisa melihat perasaannya yang tidak ditunjukkan di depanku.

Kau Menjelma Segalanya

Di banyak kesempatan kita untuk bertemu, Kau menjelma dalam beragam bentuk. Di banyak kesempatan kita bertemu, Aku coba membersihkan hati, mengosongkan ruang yang sudah usang untuk bisa Kau tempati. Kemudian Aku simpan Kau dengan rapih. Sesekali hadirnya Kau kunanti. Rindu membelai bagai taufan yang menyerang. Namun seringkali hadirnya Kau adalah belenggu. Keadaan paling tidak kusukai. Kini Aku lebih sering mengutuk jarak, menikmati resah dengan gagah. Ruang yang sudah Kau tempati, pelan-pelan mulai samar berdebu. Singgah Kau, apakah benar sungguh? atau....

Sekedipan Mata

Dalam sunyi, tak ada siapapun. Aku berhenti. Kemudian dunia ini berlari dan Aku tertinggal di garis start. Butuh waktu lama hingga datang pilu, di garis itu kita bertemu. Hangatnya membelaiku, hampir membakar. Tangan ke tangan akhirnya bersambut, estafet mengejar dunia. Sementara Aku gelisah, karena tak lihat garis finishnya di mana.

Dua Ribu Delapan Belas

Tahun ini gue cuma pengen lebih banyak menghargai hidup gue. Bukan karena hidup gue di tahun sebelumnya nggak pernah gue hargai, ya. Tapi lebih pengen enjoy my life lebih dan lebih lagi. Dulu, gue mungkin menjadi pribadi yang belum matang. Orangnya sukar, sukar di sini ya maksudnya adalah nggak mudah berekspresi tentang apa yang lagi dirasain. Gue cenderung memendam perasaan, mulai seneng, sedih, sampe dendam dan sakit hati. Ya mungkin kalo seneng ya keliatan lah ya suka ketawak bareng, tapi kalo sedih dan lain-lain kan jarang banget bisa ditunjukin. Nah, tahun ini gue lagi mau lebih mengekspresikan perasaan-perasaan itu. Biar lebih menghargai hidup aja. Karena menurut gue, hidup kan dinikmati bukan dari perasaan suka cita aja, duka cita juga musti dijalani. Kalo suka terus bukan hidup namanya, itu dongeng. Buat yang baca ini, coba ingetin ya kalo misalnya gue masih suka menyembunyikan perasaan. Namanya juga manusia, suka lupa kalo punya janji, walaupun sama diri sendiri.