Langsung ke konten utama

Tentang Mencari dan Dicari


"Neng, kenapa chat aa nggak dibales? Aa beneran neng punya perasaan sama eneng, pengen lebih serius, pengen lebih jauh sampe ke jenjang pernikahan gitu. Kok pas Aa kasih tau niat baik A neng malah ngejauh?"

Aku cuma liatin aja pesan linenya, nggak berani buka sampe sekarang. Terus chat-chat berikutnya masuk, isinya permintaan maaf, ungkapan perasaan lain dan maksud-maksud lain lain lain lain. Kadang ya, suka bingung sama diri sendiri. Soalnya nggak tau maunya apa.

Aku bukan orang yang sering punya pacar dan hubungan istimewa sama lawan jenis. Nggak banyak deket apalagi hubungan baper-baperan. Jadi, nggak bener-bener tau, ini disepikin doang apa niat beneran sih. Haha kantrok ya. Kayak gini bukan karena tanpa alesan, aku sadar banget semua yang kita lakukan selalu ada alasan. Ya nggak?

Belakangan emang aku kehilangan kepercayaan sama lalaki. Lucu ya. Soalnya terakhir yang singgah nggak bener-bener sungguh. Sedih sih, tapi mau gimana lagi. Sakit pisan rasanya euy, dan belom pernah digituin aja. Nah masalahnya, gara-gara beberapa kali kecewa malah bikin aku nggak percaya. Kayak contohnya si aa ini, udah nyamanpun aku sama dia tapi aku nggak ngarep dia jadi lebih serius gini. Aku jadi canggung, lebih canggung ketika aku ngebayangin ketemu mantan di pelaminan sama istrinya. Haha sinting.

Jahat sih jahat, kelewat jahat aku kadang sama Aa kalo lagi mikirin kenapa aku ngejauhin, ngindar dan nggak mau baca pesannya. Tapi gimana ya, perasaan aku nggak mau lebih dari ini. Terlalu takut ngelangkah lebih jauh, takut ibu bapak kecewa kayak kemaren, takut kasih harapan palsu lagi.

Kadang aku penasaran, siapa ya kira-kira orang yang bisa bikin aku percaya "Oh, its you!" tanpa aku takut lagi kecewa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Andity dan kekacauan Twitter sore ini

Lagu Andity dan Kekacauan Twitter sore ini Banyak kata yang tak bisa menggambarkan kita, bagaimana kita. sore ini adalah cerita. jika tangis bisa ditumpah, jika luka bisa dibagikan satu persatu, kita iklas menerimanya. tapi perasaan tak bisa begitu, kamu, kamu, kamu, kamu. . . perasaanmu berbeda.   kisah cinta memang paling pelik, perasaan memang sensitif. soal hati memang berbeda dari biasanya, siapa coba main-main pasti dipermainkan. kalau aku boleh pinta Tuhan, jangan aku lagi yang merasakannya. kalau aku boleh pinta ya Tuhan, jangan teman, sahabat dan orang-orang yang aku sayangi lagi yang merasakannya. :( Mungkin egois, tapi aku mohon jangan. jika hidup begitu seimbang, maka seimbangkanlah aku, keluarga, teman-temanku, dan sahabat-sahabatku keseseorang yang baik. bukannya kita juga orang baik, pasti mudah Engkau kasih yang baik juga. aku percaya itu. seseorang pernah bicara tentang kisah Adam dan Hawa yang saling jatuh cinta, dia bilang Hawa terbuat dari tulang r...

Rambut Panjang

Kita adalah rambut panjang dikepala manusia. Terurai beramai ramai dari atas kebawah. Menunggu tumbuh dari yang tidak ada menjadi sepanjang yang kamu suka. Pilihannya terserah.... Ingin pendek, sebahu, atau panjang sepunggung. Masalah panjangnya tergantung dari yang punya kepala. Tapi jangan sampai lupa, keputusan paling utama adalah pencukur. Kita adalah rambut manusia. Dijaga dan dilindungi terserah oleh yang memiliki. Menjadi lembut dan  jatuh bukan urusan pencukur atau penjaga salon tapi kemampuan uang yang bicara. Kita adalah rambut panjang. Pembeda dari wanita dan pria yang sebaya. Menjaga rambut seperti kehidupan. Dibiarkan salah tapi dipangkas malah melanggar syariah. Menjaga rambut seperti menjaga perawan. Diikat menjadi rusak perlahan tapi di gerai malah menggangu penglilhatan.

Toko Buku

Kita pernah bertemu. Di sebuah toko buku. Berbincang seperti sudah saling mengenal jauh. Kemudian menarik senyum satu persatu. Aku perhatikan bentuk wajahmu diantara sela-sela buku. Mengintip malu-malu. Wajah yang merah seperti tertangkap basah. Mata yang ramah juga teduh mengajak aku bicara tanpa kata. Rambutnya sedikit panjang. Alis tebal. Hidung mancung dan bibir kecil tipis yang terlihat bawel. Tidak tampan. Tapi senyummu manis. Apa ini terlihat keterlaluan? mengingat seorang dirimu begitu jauh. Salah siapa yang menegur seorang tak dikenal di toko buku. Mengajak diskusi asal dengan modal "sendirian?" Mungkin salahku, menjawab pertanyaan asing terlalu cepat. Tapi ini kesalahanmu karena mengikuti langkah kakiku. Apa aku terlalu percaya diri untuk bilang kamu menyengaja. atau alasan karena datangmu juga sendirian. Jadi merasa sependerita dan sepenanggungan. Ini hanya sekali. Seperti ada sesuatu saat di toko buku. Berjalan seperti sepasang sepatu sambil bercengkrama. T...