Wajah ibu merah, kemudian senyum ramah khasnya berubah menjadi air mata. Aku belum tau, tangisan apa gerangan itu.
Bahagiakah ia atau malah kesedihan yang teramat dalam?
Kalau boleh aku cerita . . .
Ibuku perempuan kuat, di depanku.
Dia juga perempuan hebat, di depanku.
Tak pernah menangis, tak pernah mengeluh, selalu tersenyum, di depanku.
Kali ini pertama kalinya aku merasa asing pada ibu. Aku tidak mengenalnya. Kali ini pertama kali aku mau berkenalan dengan dirinya yang lain untuk bisa melihat perasaannya yang tidak ditunjukkan di depanku.
Komentar
Posting Komentar