Langsung ke konten utama

STAY


"aku tak butuh kesahmu.
dengarkan aku.
kali ini aku pinta kau dengarkan aku."

Tanganmu dikepala. menyuruhnya terus kebawah menengelamkan frustasi. wajahmu penuh amarah dan aku tak dengar suara penjaga itu. aku tak dengar suara sang pelindung yang dijanjikan Tuhan.
apa Tuhan bohong tentang dia? ah, tapi aku percaya.
betapa bodohnya aku. menunggu seseorang yang tak pernah bicara apapun selain kata pergi malam ini.

"tolong pergi dari sini"
"gue bilang PERGI!!!!!!!!!"

Untuk kesekian kalinya aku mendengar teriakanmu yang keras. aku resah, aku pikir aku demam. Demam karena terlalu setia kepadamu. Selama ini kita hanya berputar-putar pada kenyataan meskipun aku tidak peduli. Sungguh aku tidak pernah yakin dengan perasaanku. Caramu yang membuat aku tak bisa hidup tanpamu membuat larut dan inginkan kamu untuk tetap bersamaku. Sungguh, ini bukan seperti hidupku.
Bukan sekedar sesuatu yang kamu ambil dari diriku lalu kamu kembalikan.Sungguh ini bukan seperti hidupku. Aku selalu membuat alasan menahanmu karena aku ingin lubang di hati ini hilang.

Aku sadar ini terlalu lucu untukku katakan. Kenapa dari sekian banyak orang yang terluka hanya aku yang butuh diselamatkan?
aku ingin kau tetap disini. Karena aku tidak menemukan apapun ketika aku kehilangan cahaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Andity dan kekacauan Twitter sore ini

Lagu Andity dan Kekacauan Twitter sore ini Banyak kata yang tak bisa menggambarkan kita, bagaimana kita. sore ini adalah cerita. jika tangis bisa ditumpah, jika luka bisa dibagikan satu persatu, kita iklas menerimanya. tapi perasaan tak bisa begitu, kamu, kamu, kamu, kamu. . . perasaanmu berbeda.   kisah cinta memang paling pelik, perasaan memang sensitif. soal hati memang berbeda dari biasanya, siapa coba main-main pasti dipermainkan. kalau aku boleh pinta Tuhan, jangan aku lagi yang merasakannya. kalau aku boleh pinta ya Tuhan, jangan teman, sahabat dan orang-orang yang aku sayangi lagi yang merasakannya. :( Mungkin egois, tapi aku mohon jangan. jika hidup begitu seimbang, maka seimbangkanlah aku, keluarga, teman-temanku, dan sahabat-sahabatku keseseorang yang baik. bukannya kita juga orang baik, pasti mudah Engkau kasih yang baik juga. aku percaya itu. seseorang pernah bicara tentang kisah Adam dan Hawa yang saling jatuh cinta, dia bilang Hawa terbuat dari tulang r...

Rambut Panjang

Kita adalah rambut panjang dikepala manusia. Terurai beramai ramai dari atas kebawah. Menunggu tumbuh dari yang tidak ada menjadi sepanjang yang kamu suka. Pilihannya terserah.... Ingin pendek, sebahu, atau panjang sepunggung. Masalah panjangnya tergantung dari yang punya kepala. Tapi jangan sampai lupa, keputusan paling utama adalah pencukur. Kita adalah rambut manusia. Dijaga dan dilindungi terserah oleh yang memiliki. Menjadi lembut dan  jatuh bukan urusan pencukur atau penjaga salon tapi kemampuan uang yang bicara. Kita adalah rambut panjang. Pembeda dari wanita dan pria yang sebaya. Menjaga rambut seperti kehidupan. Dibiarkan salah tapi dipangkas malah melanggar syariah. Menjaga rambut seperti menjaga perawan. Diikat menjadi rusak perlahan tapi di gerai malah menggangu penglilhatan.

Toko Buku

Kita pernah bertemu. Di sebuah toko buku. Berbincang seperti sudah saling mengenal jauh. Kemudian menarik senyum satu persatu. Aku perhatikan bentuk wajahmu diantara sela-sela buku. Mengintip malu-malu. Wajah yang merah seperti tertangkap basah. Mata yang ramah juga teduh mengajak aku bicara tanpa kata. Rambutnya sedikit panjang. Alis tebal. Hidung mancung dan bibir kecil tipis yang terlihat bawel. Tidak tampan. Tapi senyummu manis. Apa ini terlihat keterlaluan? mengingat seorang dirimu begitu jauh. Salah siapa yang menegur seorang tak dikenal di toko buku. Mengajak diskusi asal dengan modal "sendirian?" Mungkin salahku, menjawab pertanyaan asing terlalu cepat. Tapi ini kesalahanmu karena mengikuti langkah kakiku. Apa aku terlalu percaya diri untuk bilang kamu menyengaja. atau alasan karena datangmu juga sendirian. Jadi merasa sependerita dan sepenanggungan. Ini hanya sekali. Seperti ada sesuatu saat di toko buku. Berjalan seperti sepasang sepatu sambil bercengkrama. T...