Langsung ke konten utama

Ordinary

"If what you see by the eye doesn't please you, then close your eyes and see from the heart. Because the heart can see beauty and love more than the eyes can ever wonder"

Mungkin hidup ini tak banyak membuat kita puas. Keluhan-keluhan yang kadang diungkapkan hanya untuk alasan emosional. Umurmu sudah 21, tapi apa yang sudah dilakukan untuk hidupmu?

Aku pernah jatuh dari ketinggian, merasakan dada ini begitu sesak seperti disayat ribuan pisau bersamaan. Merasakan sendiri dalam sepi yang berkepanjangan meski angin menghempasku diseluruh tubuh, menggoyang tubuhku kesana-kemari tanpa arah. Dingin dan sepi. Tapi kemudian jatuh dan sakit.
Aku tak sempat berpikir saat aku ada diawang-awang, bagaimana bisa aku melihat sekeliling dengan mata jelas sedangkan air mata yang terbang kesana-sini. Belum lagi ketika aku menyentuh tanah. Lemas tak bernyawa, kaki, tangan, tubuh, dan wajahku penuh luka. Ketika itu tiba aku ingin hujan, aku ingin hujan bersamaku kemudian dengan lembut menyentuh pipi yang sudah basah. If what you see by the eye doesn't please you, then close your eyes and see from the heart. Because the heart can see beauty and love more than the eyes can ever wonder. Aku mulai memejamkan mataku lalu tertidur.


Hari-hari berlalu tanpa aku tau. Lukaku mulai sembuh. Tangan dan kaki sudah aku gerakkan seperti biasa, wajahku kembali dapat membedakan mana air panas mana air dingin. Tapi ada yang lain, hatiku tak berubah. Masih sakit seperti sebelumnya. Seringkali manusia bicara tentang cinta, perasaan yang tidak pernah bisa dilupakannya. Hari-hari yang membara serta luapan cinta yang meletup-letup jadi alasan ketidakmengertian. Padahal itu cuma perasaan saling percaya, keinginan melindungi dan kebutuhan hasrat yang bergejolak. Cinta adalah hal yang paling rasional yang pernah aku tau, akurat dan pasti. Jika masih saja cinta berdefinisi irasional yang tidak pernah bisa dijelaskan, maka cepat atau lambat luka itu akan menganga lagi. Perasaan dengan mudah mengerti dan memahami apa yang terjadi dihati, tanpa tau, tanpa memberikan kesempatan berpikir untuk bilang 'kau tak mampu'.

Mulai hari ini sudah aku tegaskan pada hati, aku takkan kembali. Biar aku telan bulat-bulat apa yang telah aku buat. Biar aku bisa memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri.

-eka-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Andity dan kekacauan Twitter sore ini

Lagu Andity dan Kekacauan Twitter sore ini Banyak kata yang tak bisa menggambarkan kita, bagaimana kita. sore ini adalah cerita. jika tangis bisa ditumpah, jika luka bisa dibagikan satu persatu, kita iklas menerimanya. tapi perasaan tak bisa begitu, kamu, kamu, kamu, kamu. . . perasaanmu berbeda.   kisah cinta memang paling pelik, perasaan memang sensitif. soal hati memang berbeda dari biasanya, siapa coba main-main pasti dipermainkan. kalau aku boleh pinta Tuhan, jangan aku lagi yang merasakannya. kalau aku boleh pinta ya Tuhan, jangan teman, sahabat dan orang-orang yang aku sayangi lagi yang merasakannya. :( Mungkin egois, tapi aku mohon jangan. jika hidup begitu seimbang, maka seimbangkanlah aku, keluarga, teman-temanku, dan sahabat-sahabatku keseseorang yang baik. bukannya kita juga orang baik, pasti mudah Engkau kasih yang baik juga. aku percaya itu. seseorang pernah bicara tentang kisah Adam dan Hawa yang saling jatuh cinta, dia bilang Hawa terbuat dari tulang r...

Rambut Panjang

Kita adalah rambut panjang dikepala manusia. Terurai beramai ramai dari atas kebawah. Menunggu tumbuh dari yang tidak ada menjadi sepanjang yang kamu suka. Pilihannya terserah.... Ingin pendek, sebahu, atau panjang sepunggung. Masalah panjangnya tergantung dari yang punya kepala. Tapi jangan sampai lupa, keputusan paling utama adalah pencukur. Kita adalah rambut manusia. Dijaga dan dilindungi terserah oleh yang memiliki. Menjadi lembut dan  jatuh bukan urusan pencukur atau penjaga salon tapi kemampuan uang yang bicara. Kita adalah rambut panjang. Pembeda dari wanita dan pria yang sebaya. Menjaga rambut seperti kehidupan. Dibiarkan salah tapi dipangkas malah melanggar syariah. Menjaga rambut seperti menjaga perawan. Diikat menjadi rusak perlahan tapi di gerai malah menggangu penglilhatan.

Toko Buku

Kita pernah bertemu. Di sebuah toko buku. Berbincang seperti sudah saling mengenal jauh. Kemudian menarik senyum satu persatu. Aku perhatikan bentuk wajahmu diantara sela-sela buku. Mengintip malu-malu. Wajah yang merah seperti tertangkap basah. Mata yang ramah juga teduh mengajak aku bicara tanpa kata. Rambutnya sedikit panjang. Alis tebal. Hidung mancung dan bibir kecil tipis yang terlihat bawel. Tidak tampan. Tapi senyummu manis. Apa ini terlihat keterlaluan? mengingat seorang dirimu begitu jauh. Salah siapa yang menegur seorang tak dikenal di toko buku. Mengajak diskusi asal dengan modal "sendirian?" Mungkin salahku, menjawab pertanyaan asing terlalu cepat. Tapi ini kesalahanmu karena mengikuti langkah kakiku. Apa aku terlalu percaya diri untuk bilang kamu menyengaja. atau alasan karena datangmu juga sendirian. Jadi merasa sependerita dan sepenanggungan. Ini hanya sekali. Seperti ada sesuatu saat di toko buku. Berjalan seperti sepasang sepatu sambil bercengkrama. T...